Tuesday 23 February 2010

.mifkaisme weblog.

.mifkaisme weblog.


Free Download MP3: Kecak and Sanghyang of Bali – Ganda Sari (1992)

Posted: 22 Feb 2010 08:35 PM PST


One of the most famous forms of Balinese performing art is kecak. The people of Bona, considered the origin of kecak, perform on this recording. Also included is sanghyang, the ceromonial music that gave birth to kecak. The kecak is a kind of musical theater which has as its theme Ramayana. This is a recording of a performance by the people of Bona, the village in which kecak was first staged during the early part of the 20th century. Also included is a performance of sanghyang, the ceremonial music which gave birth to kecak.

Hm, suara laut, suara alam, lengkingan seruling yang halus, instrumen khas tradisional Indonesia, dengan sentuhan musik modern, ramuan musik yang sangat menakjubkan. Saya share samplenya, silakan download:

Kecak and Sanghyang of Bali – Ganda Sari (1992): [SAMPLE]

Prologue –  6:07

Entrance of Rama and Sitha/Rama Chases the Golden Deer  - 5:34

Garbed as a Saint, Rawana, the King of Hell, Kidnaps Sitha   -  5:21

Sitha, Imprisoned on the Island of the King of Hell   - 4:13

Entrance of Anoman  -  6:32

Meganada Ambushes Rama  -  6:33

Rescue by Jatayu (Garuda) – 3:55

Confrontation of Sugriwa and Meganada – 4:20

Sanghyang Dedari – 7:43

Sanghyang Jaran – 5:59

Artist: Ganda Sari. Release Date: Dec 08, 1992. Format: CD Record Label: World Music Library (Japan). Genre:  World Music. Sub-Genre: Asia: Southeast.

Filed under: Zero Tagged: download, Ganda Sari, Kecak and Sanghyang of Bali, mp3

Heidi – Johanna Spyri

Posted: 22 Feb 2010 07:37 PM PST


Bagi Paman-Alm, Peter, dan Nenek, Heidi adalah keajaiban baru yang melengkapi kehidupan mereka. Kehadiran Heidi mampu mencairkan kebekuan yang mendiami Pegunungan Alpen. Heidi pun sangat menikmati rumah barunya lengkap dengan segala keindahannya: udara yang harum oleh aroma bunga-bunga gunung dari padang rumput yang subur; puncak gunung yang tertutup salju; pohon cemara tua yang meniupkan alunan musik merdu; ” cara matahari mengucapkan selamat malam kepada gunung-gunung”"; serta roti lezat dengan irisan daging dan keju panggang yang berwarna keemasan.

Namun, apa jadinya jika Heidi harus meninggalkan semua keindahan itu? Sanggupkah ia bertahan di Frankfurt, kota besar yang sama sekali belum pernah dikunjunginya? Lalu, masih mampukah keceriaan Heidi menebarkan kebahagiaan untuk semua orang?

Kisah inspiratif dari akhir abad ke-19 ini hadir dalam versi yang akan membawa pembaca ikut merasakan perjalanan Heidi dari awal hingga akhir.

Telah diterjemahkan ke dalam lebih 50 bahasa
Kisah klasik yang menginspirasi anak-anak dan orang tua sepanjang masa

Terjual lebih sari 50 juta eksemplar di seluruh dunia, difilmkan belasan kali, dibuat serial televisi dan radio, dan sukses dalam bentuk komik

Heidi
Karya Johanna Spyri

Johanna Spyri menolak membuat autobiografi dirinya karena dia hanya ingin dikenal melalui karya-karyanya. Heidi menjadi karyanya yang paling sukses dan menginspirasi jutaan orang di seluruh dunia.

Penerbit Bentang
Cetakan Pertama, Januari 2010
Penerjemah: Leo Sabath
Halaman: vi”338 hlm; 20,5 cm

Filed under: Ω Jendela Buku Tagged: buku, fiksi, Heidi, Johanna Spyri, novel

Adriana; Labirin Cinta di Kilometer Nol

Posted: 22 Feb 2010 09:58 AM PST


"Jika karpet itu berganti lima kali, aku akan menjumpaimu di tempat dua ular saling berlilitan pada tongkatnya, saat Proklamasi dibacakan." Siapa yang peduli dengan karpet tua depan lift di Perpustakaan Nasional, apalagi tentang kapan bergantinya? Mungkin hanya Mamen… dan cintanya. Ya, cinta yang diuji oleh Adriana dalam teka-teki demi teka-teki. "Harinya adalah tiga hari setelah Fatahillah mengusir Portugis dari Pelabuhan Sunda Kelapa. Masanya sampai pada Perang Diponegoro. Namun orang-orang merana itu tahu, saat mati, jasad mereka akan merana terkubur jauh dari tanah tumpah darah mereka sendiri. Aku yang menunggumu adalah Adriana, pada mimpinya yang tak pernah mati."

Patung demi patung di Jakarta, museum, hingga kuburan Belanda menjadi simbol-simbol teka-teki cinta Adriana. Dibantu Sobar sahabatnya yang berotak encer, tekad Mamen membawanya kepada akhir, bahwa ternyata bukan hanya sejarah unik masa lalu yang tersimpan di benak Jakarta, namun pula impian dan cinta sejati.

Dengan bahasa yang mengalir cepat, khas anak muda, kocak, dan terkadang dramatis, novel ini dipenuhi dengan ide-ide yang berlompatan, serta kaya akan inspirasi dan petualangan.

“Penulis telah menaklukkan saya dalam berbagai ajuan teka-teki, yang baru dapat saya pecahkan setelah kalimat demi kalimat saya baca…. Salut!”
- Erros Djarot, Sutradara Film

“Jenius. Baru kali ini saya ikut berteka-teki dengan riang gembira sambil membaca sebuah novel. Fajar dan Artasya telah merajut sebuah kisah cinta biasa, menjadi sebuah kisah cinta yang seru, membuat kita tambah pintar, an… ini menimbulkan efek suspense yang benar-benar tersebar merata di tiap babnya. Salut buat Fajar dan Artasya.
- Ifa Avianty, Penulis novel Facebook on Love

“Sejarah, simbol-simbol, teka-teki, dan cinta. Kombinasi yang “mematikan”. Saya suka paket ini.”
- Tasaro GK, Penulis Galaksi Kinanthi

Adriana
Labirin Cinta di Kilometer Nol
Penulis: Fajar Nugros, Artasya Sudirman
Penerbit:
Lingkar Pena Publishing
Halaman:
400
Terbit : Januari 2010

Filed under: Ω Jendela Buku Tagged: Adriana; Labirin Cinta di Kilometer Nol, Artasya Sudirman, Fajar Nugros

No comments: